Postingan

Menguatkan Perasaan

Menguatkan perasaan hanya itu yang tersisa Menguatkan perasaan bukan untuk menunjukkan diri hebat kepada orang yang kita sayangi. Tetapi jauh karena kita mengasihinya. Setiap manusia mempunyai cara tersendiri dalam mengasihi dan menyayangi orang lain. Dan aku memilih untuk menguatkan perasaanku. Karena aku mengasihinya dan   tidak mau untuk mengganggunya. Aku tidak tahu apakah dia sudah mempunyai pilihan lain atau tidak. Tetapi yang pasti aku akan mendukungnya dari jauh, lewat setiap doa yang kupanjatkan kepada Tuhanku tentunya. Hanya untuk tetap melihatnya bahagia. Dan melihatnya tetap bahagia adalah bentuk penjagaanku secara diam-diam. Kalaupun dia sedang tidak baik-baik saja, akan aku mohon kepada Tuhan (pencipta kami semua) untuk membantu menyelesaikan segala kesedihannya dan bisa kembali untuk bahagia kembali. Menyadari bahwa terkadang apa yang kita harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Tidak apa-apa. Dan aku akan belajar untuk terus menguatkan perasaanku sa

Gembala Tuhan

Dalam perjalanan hidupku sudah banyak hal yang aku lalui. Hidup akan terus berjalan dan aku harus semangat. Setiap mentari kembali bersinar, setiap itu pula Tuhan ingin sampaikan bahwa kita diberikan kesempatan untuk memulai menjadi lebih baik. Pagi itu tugasku sudah selesai sebagai guru. Aku lihat dari atas rumahku ada seseorang yang sedang mengobrol dengan bapakku. Terdengar suaranya tidak asing dan aku tengok untuk memastikan suara itu. Ternyata benar, seorang sintuaku dulu (sudah pensiun) yang sedang berbicara dengan bapakku. Aku turun dan menyapanya. Kukira hanya sekedar ingin bercakap-cakap dengan bapakku. Tetapi ia datang menanyai kabarku dan mengatakan ingin mendoakanku. Terharu sekali. Dan ia memberikan aku beberapa wejangan dari pengalaman hidupnya, pengetahuan firman Tuhan dan beberapa ayat Alkitab. Akan aku tuliskan ayat-ayat tersebut dalam catatanku ini. Agar tidak lupa dan aku bisa mengingatnya sebagai pegangan hidupku Cuss Yesaya 41 : 10 = Janganlah takut, sebab A